Mata
Kuliah : Etika dan Moral
Perencanaan
Dosen Pembimbing : Muh. Anshar S.Pt ., MT
“ETIKA, MORAL DAN PERENCANAAN”
OLEH:
KELOMPOK
1
HIJRAWATI
TEKNIK
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah iniyang berjudul “Etika, Moral dan Perencanaan” dengan baik sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Muh.
Anshar,
S.Pt.,
MT sebagai dosen mata kuliah etika dan moral perencanaan.
2.
Serta
rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
telah memberikan berbagai kontribusi yang berguna dalam penyusunan makalah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi perbaikan dan peningkatan pengetahuan penulis dalam hal
penyusunan laporan ini. Serta besar harapan penulis agar laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan khususnya penulis sendiri.
Samata, 13 Januari 2016
Kelompok 1
|
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB
I PENDAHULUAN.....................................................................
A.
Latar Belakang...............................................................................
B.
Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan
Penulisan...........................................................................
BAB
II PEMBAHASAN......................................................................
A.
Etika
B.
Moral
C. Etika
dan Moral Perencanaan......................................................
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan, kita terikat
dalam suatu sistem. Dimana untuk mencapai kehidupan yang baik dan ideal maka
semua komponen dalam kehidupan harus terikat dengan sistem yang ada. Dalam
sistem itu sendiri kita kenal dengan etika dan moral. Etika dan moral sebagai
pedoman dalam bersikap dalam melaksanakan kegiatan merupakan suatu hal yang
mutlak diketahui.
Etika dan moral sangat berpengaruh dalam kehidupan
manusia. Memberi
manusia pelajaranbagaimana
ia harus menjalani
hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari, membantu
manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dan baik dalam kehidupan
ini. Pengertian
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan
erat dengan perkataan moral
sedangkan moral dalam kamus psikologi
(Chaplin, 2006): Dituliskan bahwa moral mengacu pada akhlak yang sesuai
dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang
mengatur tingkah laku.
Etika dan moral tidak lepas dari profesi dalam dunia kerja atau dalam
keahlian dan bidang tertentu masing-masing memiliki kode etik yang mengatur
bagaiana suatu profesi/keahlian bersikap dalam mengintegrasikan keahliannya
baik untuk dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Begitupun dalam
profesi perencanaan adalah suatu hal yang mutlak untuk mengikuti kode etik
profesi perencanaan. Seorang perencana mencakup wilayah yang makro sehingga
banyak aspek yang akan menjadi pertimbangan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
sehingga prinsip dan pemahaman terhadap integrasi keilmuan harus dipenuhi agar
dapat menciptakan perencanaan tepat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan etika?
2.
Apa
yang dimaksud dengan Moral?
3.
Apa
hubungan antara etika, moral dan
perencanaan ?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah, tujuan penulisan adalah sebagai berikut.
1.
Untuk
mendeksripsikan apa yang dimaksud dengan etika.
2.
Untuk
mendeksripsikan apa yang dimaksud dengan moral
3.
Untuk
menjelaskan hubungan antara etika, moral dan
perencnaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Etika
1.
Pengertian Etika
Pengertian
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan
atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), etika juga erat identik denganSusila
(Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila)
yang lebih baik (su); Akhlak
(Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.Adapun pengertian etika menurut para ahli ,
yaitu:
a.
Terminius Techicus, Pengertian etika
dalam hal ini adalah, etikadipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari
masalah perbuatan atau tindakan manusia;
b.
Manner dan Custom, Membahas etika yang
berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat
manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan
buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
1)
Merupakan prinsip-prinsip moral yang
termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality,
including the science of good and the nature of the right);
2)
Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan
dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct,
recognize in respect to a particular class of human actions;
3)
Ilmu watak manusia yang ideal, dan
prinsip-prinsip moral seba¬gai individual. (The science of human character in
its ideal state, and moral principles as of an individual);
4)
Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban
(The science of duty).
c.
Menurut
Aristoteles: di dalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia,
Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu,
1)
Terminius
Technicus yang artinya etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari
masalah perbuatan atau tindakan manusia;
2)
Manner
dan Custom yang artinya membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan
kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature)
yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau
perbuatan manusia;
3)
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia: etika adalah nilai mengenai benar dan
salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
d.
Drs. O.P. Simorangkir, etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik;
e.
Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam
sistematika filsafat, etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal;
f.
Menurut K. Bertens, dalam buku berjudul
Etika, 1994 yaitu secara umumnya sebagai berikut:
1)
Etika adalah niat, apakah perbuatan itu
boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai
akibatnya;
2)
Etika adalah nurani (bathiniah),
bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran
dirinya;
3)
Etika bersifat absolut, artinya tidak
dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah
harus mendapat sanksi;
4)
Etika berlakunya, tidak tergantung pada
ada atau tidaknya orang lain yang hadir.
2.
Pembagian
Etika
Etika
sebagai ilmu tentang moralitas, juga dapat dianggap sebagai ilmu yang
menyelidiki tingkah laku moral manusia. Di dalam perkembangannya etika
dibedakan menjadi etika deskriptif, etika normatif dan metaetika (Bertens,
2001: 15-22). Dalam bagian ini akan dibahas dahulu pembagian etika dan kemudian
dibahas tentang etika terapan.
a.
Etika Deskriptif
Etika deskriptif
memberikan gambaran tentang tingkah laku moral dalam arti yang luas, seperti
berbagai norma dan aturan yang berbeda dalam suatu masyarakat atau individu
yang berada dalam kebudayaan tertentu atau yang berada dalam kurun atau periode
tertentu. Norma atau aturan tersebut ditaati oleh individu atau masyarakat yang
berasal dari kebudayaan atau kelompok tertentu. Sebagai contoh, masayarakat
Jawa mengajarkan bertatakrama terhadap orang yang lebih tua dengan
menghormatinya, bahkan dengan sapaan yang halus merupakan ajaran yang harus
diterima.
b.
Etika Normatif
Etika normatif
merupakan etika yang mengkaji tentang apa yang harus dirumuskan secara rasional
dan bagaimana prinsip-prinsip etis dan bertanggung jawab itu dapat digunakan
oleh manusia. Di dalam etika normatif hal yang paling menonjol adalah munculnya
penilaian tentang norma-norma tersebut. Penilaian tentang norma-norma ter-sebut
sangat sangat menentukan sikap manusia tentang “yang baik’ dan “yang buruk”.
Dalam mempelajari etika normatif, dijumpai etika yang bersifat umum dan etika
yang bersifat khusus. Etika umum memiliki landasan dasar seperti norma
etis/norma moral, hak dan kewajiban, hati nurani, dan tema-tema itulah yang
menjadi kajiannya. Sedang etika khusus berupaya menerapkan prinsip-prinsip etis
yang umum atas perilaku manusia yang khusus.
c.
Metaetika
Metaetika adalah kajian
etika yang membahas tentang ucapan-ucapan ataupun kaidah-kaidah bahasa aspek
moralitas, khususnya yang berkaitan dengan bahasa etis 55 (yaitu bahasa yang
digunakan dalam bidang moral). Kebahasaan seseorang dapat menimbulkan penilaian
etis terhadap ucapan mengenai “yang baik” dan “yang buruk” dan kaidah logika.
Sebagai contoh, sebuah tayangan iklan obat-obatan dengan merk tertentu pada
televisi swasta sering menyesatkan banyak orang dengan slogan-slogan yang
mengajurkan untuk minum obat tertentu dengan khasiat semua penyakit yang
diderita akan hilang dan orang menjadi sehat kembali. Slogan-slogan tersebut
sangat berlebihan dan ketika orang mulai mengkritik slogan tersebut, maka
dimunculkan oleh sekelompok produsen, yaitu ucapan etis. Ucapan etis itu
berbunyi: “jika sakit berlanjut maka hubungi dokter”. Ucapan etis tersebut
seakan menjadi semacam perilaku moral yang baik yang dihadirkan oleh sekelompok
produsen dan disampaikan agar masyarakat menjadi lebih “bijaksana” dalam
meminum obat tersebut
d.
Etika Terapan
Etika terapan (applied
ethics) adalah studi etika yang menitikberatkan pada aspek aplikatif atas dasar
teori etika atau norma yang ada. Etika terapan muncul akibat perkembangan yang
pesat dari etika dan kemajuan ilmu lainnya. Sejak awal Abad XX, etika terapan
menjadi suatu studi yang menarik dan kontemporer, karena terlibatnya berbagai
bidang ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu keperawatan
dan sebagainya) dalam mengkaji etika. Disebut sebagai terapan karena sifat
etika yang praktis, yaitu memperlihatkan sisi kegunaannya. Sisi kegunaan itu
berasal dari penerapan teori dan norma etika ketika berada pada perilaku
manusia.
3.
Pentingnya
Etika
a.
Menjaga martabat serta kehormatan
profesi berkaitan denganpengontrolan dan penilaian terhadap penerapan keahlian
dankemahiran dalam kelompok profesional oleh rekan sejawatnya.(built-in
mechanism).
b.
Melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupunpenyalahgunaan keahlian (Wigyosoebroto, 1999).
c.
Memperoleh kepercayaan dari masyarakat
saat para elit profesionalingin memberikan jasa kehalian profesi kepada
masyarakat yangmemerlukannya.
d.
Etika dalam menentukan baik
burukperilaku manusia
1)
Etika Deskriptif
§ meneropong
secara kritis danrasional sikap dan perilakumanusia dan apa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup sebagai sesuatu yang bernilai.
§ Memberikan
fakta sebagai dasaruntuk mengambil keputusanatau sikap yang diambil.
2)
Etika Normatif,
§ Menetapkan
berbagai sikap danpola perilaku ideal yangseharusnya dimiliki oleh
manusiasebagai sesuatu yang bernilai.
§ Memberikan
penilaian sekaligusmemberi norma sebagai dasardan kerangka tindakan yang
akandiputuskan.
B.
Moral
1.
Pengertian
Moral
a.
secara
etimologi moral berasal dari bahasa latin yaitu dari kata moral/mores artinya susila/adaptasi .
b.
secara
terminologi adalah sebuah kaa yang artnya bekenaan dngan kelakuan, baik
kelakuan yang baik maupun kelakuan yang buruk dan merupakan gelaja jiwa
sehingga menimbulkan gerak dan berik.
2.
Dimensi
Perkembangan Moral
a.
Dimensi
Intrapersonal
1)
Aturan/Nilai
dasar dan penilaian diriindividu;
2)
Dimensi
ini mengatur ataumengarahkan aktivitas orang tersebutsaat dia tidak terlibat
dalam interaksisosial.
b.
Dimensi
Interpersonal
1)
Titik
perhatiannya adalah pada apayang seharusnya dilakukan individusaat berinteraksi
dengan orang lain;
2)
Dimensi
ini mengatur interaksi sosialindividu dg org lain dan menengahikonflik.
C.
Etika
dan Moral Perencanaan
1.
Pengertian dan Tujuan Perencanaan
Perencanaan atau planning adalah sebuah proses yang
dimulai dari penetapan tujuan organisasi , menentukan strategiuntuk pecapaian
perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinaskan seluruh pekerjaan
organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi ( Robbins dan Coulter,2002 ) .
Perencanaan dilihat dari 3 hal, yaitu proses , fungsi
manajement dan pngambilan eputusan . (
Ernie dan Kurniawan,2005 )
Dari sisi proses, fungsi perencanaan
adalah proses dasaryang digunakan untuk memilih tujuan dan menetukan bagaimana
tujuan tersebut akan dicapai.
Dari sisi fungsi manajament , perencanaan adalah fungsi dimana pmpinan menggunakan pngaruh
atas wewewnangnya untuk menentukan atau merubah tujuan dan kegiatan organisasi.
Dari sisi pengambilan keputusan , perencanaan merupakan
pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang
mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya , bilamana dan siapa
yang akan melakukannya, dimana keputusan
yang diambil belum tentu sesuai hingga implementasi perencnaan tersebut
dibuktikan dikemudian hari.
2.
Keterkaitan
Antara Etika, Moral dan Perencanaan
a.
Karakter
Perencanaan
Seorang
perencana wilayah dan kota harus menjaga kode etik profesi perencana.
Perencanaan yang dilakukan bersifat apa adanya dan dilaksakanan untuk
kemaslahatan bersama. Ketika perencana memahami etika dan moral dalam
mengintegrasikan ilmu mereka, maka produk perencanaan dapat jauh dari
kepentingan pihak-pihak tertentu sehingga perencanaan dapat mencapai tujuan.
b.
Community
Development
Etika
dan moral dapat dibangun melalui community Development sebagai upaya
untuk membangun suatu karakter pada masyarakat. Keikutsertaan dalam pembangunan
dan terikat dalam aturan baik itu etika dan norma yang sengaja diciptakan untuk
mendukung pembangunan.
c.
Identitas
Pembangunan Wilayah
Dalam
konteks wilayah, khususnya di Indonesia yang heterogen tentunya kan berbeda
antara aturan etika daan norma yang berlaku di tiap-tiap wilayah atau biasa di
sebut dengan adat istiadat. Dalam perencanaan suatu wilayah, perencana harus
cerdas melihat aspek tersebut agar perencanaan dapat diterima dan sesuai atau
paling tidak memperbaiki dan meningkatkan taraf
hidup masyarakat di suatu wilayah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan
dari penulisan makalah adalah sebagai berikut,
1.
Etika
merupakan suatu aturan atau konsep
tentang bagaimana seseorang harus bersikap, agar tercipta keteraturan dan
kesesuaian dalam kehidupan. Etika terbagi
menjadi etika umum dan etika khusus, etika menjadi standar seseorang dalam
berperilaku.
2.
Moral
adalah bentuk perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang dipengaruhi oleh
interaksi sosialnya. Dimensi perkembangan moral dapat dibedakan menjadi 2 , yakni
dimensi intrapersonal adalah nilai dasar atau penilaian dari individu dan
dimensi interpersonal adalah nilai dasar apa yang seharusnya dilakukan
individu.
3.
Keterkaitan
antara etika, moral dan perencanaan dapat diwujudkan dengan etika dan moral akan membangun karakter seorang
perencana; etika dan moral menjadi dasar pembentukan community development; identitas suatu wilayah dapat dilihat
melalui karakter masyarakat atau adat istiadat dalam masyarakat.
B.
Saran
Adapun saran penulisan, semoga bermanfaat adalah sebagai
berikut,
1.
Setiap
pembangunan atau perencanaan harus memperhatikan adat istiadat pada daerah
tersebut agar terdapat identitas wilayah. Namun, tetap harus memperhatikan
kondisi yang tidak sesuai.
2.
Setiap
masyarakat dan pemerintah harus mengikuti atau terikat dalam tatanan etika dan
moral. Pelanggaran terhadap etika dan moral seharusnya memiliki sanksi yang
kuat agar nilai-nilai luhur yang telah dibangun dapat tetap kokoh.
DAFTAR
PUSTAKA
Fitriani, Ita. 2010. Etika. http://www.slideshare.net/rewayoke/tugas-makalahetikadanmoraltiafitriani15308026. Diakses pada 19 januari 2016.
Nugroho, Edi. 2011. https://herynugrohoyes.files.wordpress.com/2011/01/etika-dr-iriyanto.pdf.Diakses pada 19 januari 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar